Selasa, 21 Oktober 2014

Kisah Tentangku Part.1

Alhamdulillah, saya masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk bisa menulis tugas tulisan yang diberikan oleh ibu. Di tulisan pertama saya ini, saya akan menceritakan sedikit tentang diri saya yang sangat sederhana ini. Saya bernama Esty Dwi Widyastuty, Esty menurut bahasa jawa kuno yang diambil dari kata “esti” artinya bijaksana, Dwi karena saya anak kedua, dan Widyastuty diambil dari nama terakhir ibu saya. Alhamdulillah saya mempunyai keluarga yang sangat amat menyayangi saya, saya mempunyai papa yang tidak pernah lelah menjemput ataupun mengantar saya kemanapun dan kapanpun. Beliau termasuk orangtua yang sangat mengekang anaknya dengan berbagai macam peraturan, tapi saya sangat bahagia karena saya merasa di dalam “sangkar emas”, walaupun peraturan yang mereka keluarkan sangat banyak dengan contoh, tidak boleh berboncengan motor, tidak boleh pulang diatas jam 7, dll. Tetapi mereka memberikan kenyamanan yang sangat luar biasa untuk saya berada dirumah. Jadi, saya tidak akan pernah merasa keberatan jika mereka melarang saya untuk pergi. Saya adalah anak yang sangat patuh dengan apa yang dikatakan orang tua saya, saya tidak akan pergi ataupun melakukan sesuatu yang tidak direstui mereka, walaupun sesuatu itu sangat saya sukai, tapi jika orang tua saya tidak mengizinkan, saya tidak akan melakukan itu. Karena prinsip saya hanya pada restu orang tua, segala sesuatu akan berjalan dengan lancar jika disertai restu orang tua.
            Selain orang tua yang sangat sempurna, saya pun mempunyai kakak kandung yang sangat saya cintai, kakak saya sekaligus menjadi sahabat yang paling setia menemani dan mendengar cerita saya. Seorang kakak adalah sahabat yang paling tidak akan mengkhianati, semua orang pasti akan setuju dengan hal itu. Saya adalah pribadi yang sangat suka berteman dengan banyak orang, saya selalu berusaha tidak menyakiti hati orang lain, kadang saya adalah tipe orang yang pendiam, karena dengan diam terkadang itu satu-satunya cara untuk tidak menyakiti hati orang lain dengan ucapan kita. Saya juga orang yang sangat cengeng terkadang sangat sensitif, pada saat sensitif saya hanya bisa menangis tanpa bisa marah, saya sangat sulit untuk marah ataupun berbicara kerasa kepada orang lain. Saya masih sangat memikirkan perasaan mereka jika saya marah walaupun mereka membuat saya kesal. Saya akan menjaga marah saya untuk tidak keluar pada hal-hal kecil.

            Menurut saya, kita sebagai manusia harus selalu sabar dan mengerti terhadap banyak sikap dan sifat orang lain, karena menjadi sosok yang pengertian bisa menghindari diri kita dari penyakit hati J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar