Alhamdulillah, saya
masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk bisa menulis tugas tulisan yang
diberikan oleh ibu. Di tulisan pertama saya ini, saya akan menceritakan sedikit
tentang diri saya yang sangat sederhana ini. Saya bernama Esty Dwi Widyastuty,
Esty menurut bahasa jawa kuno yang diambil dari kata “esti” artinya bijaksana,
Dwi karena saya anak kedua, dan Widyastuty diambil dari nama terakhir ibu saya.
Alhamdulillah saya mempunyai keluarga yang sangat amat menyayangi saya, saya
mempunyai papa yang tidak pernah lelah menjemput ataupun mengantar saya
kemanapun dan kapanpun. Beliau termasuk orangtua yang sangat mengekang anaknya
dengan berbagai macam peraturan, tapi saya sangat bahagia karena saya merasa di
dalam “sangkar emas”, walaupun peraturan yang mereka keluarkan sangat banyak
dengan contoh, tidak boleh berboncengan motor, tidak boleh pulang diatas jam 7,
dll. Tetapi mereka memberikan kenyamanan yang sangat luar biasa untuk saya berada
dirumah. Jadi, saya tidak akan pernah merasa keberatan jika mereka melarang
saya untuk pergi. Saya adalah anak yang sangat patuh dengan apa yang dikatakan
orang tua saya, saya tidak akan pergi ataupun melakukan sesuatu yang tidak
direstui mereka, walaupun sesuatu itu sangat saya sukai, tapi jika orang tua
saya tidak mengizinkan, saya tidak akan melakukan itu. Karena prinsip saya
hanya pada restu orang tua, segala sesuatu akan berjalan dengan lancar jika
disertai restu orang tua.
Selain orang tua yang sangat sempurna, saya pun mempunyai
kakak kandung yang sangat saya cintai, kakak saya sekaligus menjadi sahabat
yang paling setia menemani dan mendengar cerita saya. Seorang kakak adalah
sahabat yang paling tidak akan mengkhianati, semua orang pasti akan setuju
dengan hal itu. Saya adalah pribadi yang sangat suka berteman dengan banyak
orang, saya selalu berusaha tidak menyakiti hati orang lain, kadang saya adalah
tipe orang yang pendiam, karena dengan diam terkadang itu satu-satunya cara
untuk tidak menyakiti hati orang lain dengan ucapan kita. Saya juga orang yang
sangat cengeng terkadang sangat sensitif, pada saat sensitif saya hanya bisa
menangis tanpa bisa marah, saya sangat sulit untuk marah ataupun berbicara
kerasa kepada orang lain. Saya masih sangat memikirkan perasaan mereka jika
saya marah walaupun mereka membuat saya kesal. Saya akan menjaga marah saya
untuk tidak keluar pada hal-hal kecil.
Menurut saya, kita sebagai manusia harus selalu sabar dan
mengerti terhadap banyak sikap dan sifat orang lain, karena menjadi sosok yang
pengertian bisa menghindari diri kita dari penyakit hati J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar