Pameran Adiwastra Indonesia
Potensi
Kekayaan Tenun Indonesia
Perajin-
Perajin kain tenun tradisional Indonesia tumpah ruah di Ajang Pameran Adiwastra
Indonesia 2013. Salah satu cara
strategis untuk memasarkan produk kain unggulan nusantara.
Sekitar 418 perajin tenun dan usaha kecil menengah (UKM) yang didukung ileh instansi mitra kerja
pemerintah, termasuk BUMN mengikuti kegiatan Pameran Adiwastra Nusantara 2013,
yang berlangsung di Hall A dan B Jakarta Convention Center, pada 27 Februari-3
Maret .
Pameran yang dielenggarakan Himpunan Wastra Prima dan
PT.Adhouse Indonesia Cipta ini menampilkan berbagai macam kain unggulan
nusantara. “Dalam pameran ini kami mengumpulkan perajin-perajin dari seluruh
Indonesia. Mudah-mudahan bisa mencerminkan kekayaan kebudayaan Indonesia,
khususnya di bidang textile atau wastra,” kata Edith Ratna Soerjosoejarso,
salah satu penanggung jawab pameran.
Himpunan Wastra Prima sudah berdiri sejak 30 tahun memang
konsisten dengan misinya untuk melestarikan peninggalan kebudayaan, khususnya
di bidang pembuatan seni kain tradisional, kepada generasi penerus agar tetap
mencintai dan menghargai karya-karya anak bangsa. Wastra berarti kain, dan
Prima berarti kecintaan.
Adiwastra Indonesia 2013 merupakan salah satu ajang gelar
produk kreatif Indonesia dibidang wastra/kain tenun tradisionl dan fashion yang
menjadi ajang khusus untuk menampilkan karya kreasi mutakhir berupa produk
batik, tenun, ikat, lurik, songket, jumputan/sasirangan dengan corak dan desain
bermutu tinggi.
Pameran dibuka secara resmi oleh DR. Syarifudin Hasan,
MM.MBA, Menteri Koperasi , Usaha Kecil & Menengah RI pada 27 Februari 2013.
Pameran ini merupakan pagelaran ke enam ini mengusung tema “Wastra Tradisional
Sentuhan Sebuah Gaya Tradisional Febric, a Touch of style” dan telah menjadi
salah satu acara pameran terbesar karena diikuti oleh 418 perajin tenun, UKM
yang didukung oleh instansi mitra kerja pemerintah serta BUMN dan telah
menjadikan para UKM wastra ini kian mandiri berkarya dari tahun ke tahun
sehingga pameran ini menjadi ajang promosi para perajin kain wastra adati
terkemuka di Indonesia yang semakin meningkatkan eksistensinya di pasar global
serta meningkatkan minat para pecinta
fashion.
“Kami ingin melestarikan agar kebudayaan ini jangan
sampai hilang, karena kecenderungan masyarakat luas buat ini bukan buatan
pabrik, namun kerajinan tradisional,” kata Menteri Koperasi & UKM Syarif
Hasan dalam Sambutan Pembukaan Pameran Adiwastra Indonesia 2013.
Pagelaran ini mengangkat icon tenun dari berbagai penjuru
tanah air, termasuk binaan dari Garuda Indonesia yaitu antara lain, I Ketuk
Murtika dari Klungkung-Bali, Vitalia dari Rumah Batik Jinggar-Yogyakarta, Heru
Istiardi dari Desain Parket Batik Cici
Collection-Yogyakarta, Christina dari Adinda Batik Cirebon, Aswati dari Tenun
Sambas Kalimantan Barat dan Ani dari Enges Ethnic Tenun Tradisional-Lombok.
Pameran ini juga dimeriahkan berbagai acara menarik
seperti, pelatihan pembuatan bros cantik dari ketan, demo jilbab cantik dari
kain etnik, nonton bersama mengenai batik, talkshow percantik rumah dengan kain
tenun, live music, fashion show, dan lain-lainnya.
Selain
dihadiri oleh para jajaran Kementrian Koperasi & UKM RI, juga dihadiri oleh
Kementrian Perindustrian RI, Kementrian Perdagangan RI, Kementrian Pendidikan
& Kementrian Kebudayaan RI, Kementrian Pemberdayaan Perempuan &
Perlindungan Anak RI, Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif RI, Dewan
Kerajinan Nasional Indonesia dan dari Garuda Indonesia diwakili oleh Heriyanto
Agung Putra, Direktur SDM dan Umum Garuda Indonesia dan Pujobroto, Kepala Humas
Garuda Indonesia dan lainnya.
Jika
Anda penggemar batik dan tenun, maka jangan lewatkan kesempatan untuk berburu
untuk aneka produk kain maupun busana dari kain baik dan kain tenun, ikat dan
lainnya. Di pameran tersebut, berbagai kain tradisional unggulan Nusantara
dapat Anda Temukan.
Karena
selain berbelanja, pengunjung juga bisa mengenal keragaman kreasi batik dan
tenun Nusantara, tak hanya akan menemukan batik dari kota-kota sastra batik
seperti Yogyakarta, semarang, solo dan pekalongan. Namun tengoklah batik Cirebon,
Tasikmalaya, Banten hingga Sumatera Barat, pengunjung juga dapat membeli kain
tenun maupun kain ikat,. Ada dari Bima (Nusa Tenggara Barat), Bali, Halmahera
Utara, tenun Ulos Khas Sumatera Utara, tenun Garut, tenun Baduy hingga
Kalimantan. Semua dengan corak khas masing-masing serta teknik penenunan yang
berbeda-beda. Inilah saatnya untuk mengenal budaya dan seni dari negeri kita
sendiri.
Dikutip dari Artikel
Majalah KOKARGA (Koperasi Karyawan Garuda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar